Keelokan Gunung Bromo tidak hanya menggema di Indonesia, tetapi sampai ke mancanegara. Salah satu ikon wisata Jawa Timur ini menyajikan hamparan padang pasir, savana, hingga kawah yang bergejolak.

Gunung Bromo merupakan gunung berapi aktif yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang, Malang, Pasuruan, dan Probolinggo. Penamaan Gunung Bromo sendiri, konon berasal dari kata “Brahma”, salah satu dewa agama Hindu.

Keindahan Gunung Bromo saat Mentari terbit menjadi salah satu momen yang hendak saya dan teman-teman hendak kejar. Untuk itulah kami sudah mulai bergegas sejak tengah malam dari pusat Kota Surabaya.

Setelah melewati jalanan yang berkelok-kelok tiada henti, kami pun tiba di tempat untuk berganti kendaraan menggunakan Jeep Hardtop, atau jika bepergian sendiri dapat juga menggunakan motor.

Spot pertama yang hendak kami tuju adalah View Point yang berada di Pananjakan 1. Sementara View Point lainnya berada di Sruni Point, Bukit Cinta, Bukit Kingkong, dan Puncak B29.

SUNRISE DI PANANJAKAN 1

Pananjakan 1 menjadi pilihan kami untuk menyaksikan sunrise. Sekitar pukul 03.00 kami sudah berada di spot. Memang bisa dibilang terlalu awal kami tiba. Namun bagi para pemburu sunrise, lebih baik datang terlalu cepat daripada mepet. Walaupun masih gelap, namun siluet gunung dengan alas lautan awan ditemani bintang-bintang sudah terlihat.

Sekadar saran, jika hendak menantikan sunrise di sini, ada baiknya mengenakan jaket tebal, kupluk, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu, karena udaranya sangat dingin menusuk tulang.

Sekitar pukul 05.00, langit pun mulai mengeluarkan ronanya hingga berwarna oranye keemasan. Sinarnya perlahan menyelisik masuk. Dari puncak Penanjakan pada ketinggian 2.780 mdpl terlihat sebuah pemandangan yang eloknya luar biasa. Gunung Bromo yang mengepulkan asap sedikit bersembunyi di balik Gunung Batok dengan latar Gunung Semeru yang menjulang tinggi. Sementara alasnya berupa lautan kabut yang semakin siang semakin tersingkap padang pasir yang berada di bawahnya.

Gunung yang pernah meletus pada 2004, 2010, dan 2011 ini dikelilingi lautan pasir kurang lebih seluas 5.300 hektare. Inilah sajian utama dari pesona Gunung Bromo yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

SUSUR PESONA GUNUNG BROMO

Pesona yang disajikan Gunung Bromo tak habis hanya dengan sunrise saja. Selanjutnya, Jeep membawa kami ke Kawah Gunung Bromo yang bisa dilihat dari puncaknya yang berada di ketinggian 2.392mdpl. Dari tempat parkir Jeep, saya memilih berjalan kaki sekitar 1,5km menuju anak tangga. Jika merasa lelah berjalan, jasa sewa kuda sudah menunggu. Masker sangat disarankan mengingat jalanan yang penuh debu dan pasir.

Sambil berjalan, saya pun melewati Pura Luhur Poten yang biasa difungsikan untuk melaksanakan perayaan Yadya Kasada atau juga dikenal Upacara Kasodo.  . Letaknya yang berada di tengah padang pasir membuat pura ini terlihat begitu eksotis, ditambah penggunaan batu hitam alami yang berasal dari gunung api di dekatnya sebagai material bangunannya.  Selanjutnya, bukit pasir telah menanti untuk dilewati.

Setelah melewati bukit berpasir, saya pun tiba di anak tangga paling bawah. Sekitar 250 buah anak tangga harus saya taklukan untuk bisa melihat Kawah Gunung Bromo. Kawah yang menurut legenda berasal dari letusan Gunung Tengger ini memiliki garis tengah kurang lebih 800meter (utara-selatan) dan 600meter (timur-barat). Kawahnya tampak begitu dalam hingga tak terlihat darimana asalnya asap yang mengepul dengan kencangnya. Selain melihat kawah yang menakjubkan, dari puncak ini juga terlihat pemandangan Pegunungan Tengger dan Gunung Batok yang membentuk garis-garis terjal.

Kemudian kami menyambangi hamparan lautan padang pasir hitam yang luas dan indah di bagian timur kawasan wisata Gunung Bromo. Hamparan pasir yang dikenal dengan sebutan Pasir Berbisik ini terbentang luas membentuk lukisan garis-garis yang elok. Saat mendekatkan telinga ke dekat pasir akan merasakan suara bisikan.

Destinasi selanjutnya adalah padang savana atau dikenal juga dengan sebutan Bukit Teletubbies. Tempat yang berada di selatan Kawah Gunung Bromo, tepatnya di kawasan Jemplang ini merupakan hamparan rumput dengan luas sekitar 10km2. Sebuah suasana sejuk yang sangat berbeda dengan suasana padang pasir yang gersang.

Sebuah pemandangan alam sempurna dan komplit, mulai dari pemandangan matahari terbit yang elok, megahnya Kawah gunung Bromo, lautan padang pasir, dan padang savana. Di sini lah akhir petualangan saya di Gunung Bromo.