Bayangkan kenyamanan yang tercipta saat kita berendam di kolam renang yang dikelilingi arsitektur klasik nan megah yang sarat sejarah. Inilah tempat pemandian Sultan beserta keluarganya.
Berkunjung ke Kota Yogyakarta rasanya tak akan lepas dari wisata yang berbasis nilai budaya Jawa. Jika keraton pernah Anda sambangi, yuk sedikit melipir ke Istana Air Taman Sari. Kompleks yang mengedepankan wisata airnya ini juga sarat sejarah dengan arsitektur klasik dengan seni yang menawan. Istana Air ini adalah taman pemandian Sultan beserta keluarganya. Becak terasa begitu nyaman saya gunakan sebagai sarana transportasi saat berkeliling di Kota Gudeg ini, termasuk ke Istana Air Taman Sari. Tempat ini lokasinya berada di Kompleks Njeron Beteng.
Setibanya di pintu masuk, pengaruh Hindu, Budha, Jawa, Islam, dan gaya Eropa terlihat jelas pada arsitektur bangunan yang memiliki luas lebih dari 10 hektare ini. Inilah Gapura Panggung yang menjadi pintu masuk Istana Air. Stilasi sulur-sulur tanaman, burung, ekor dan sayap burung garuda menghiasi sebagian besar bangunannya. Di sebelah timur gapura ini ada Gedhong Temanten yang dulunya sebagai tempat penjagaan. Istana ini dibangun pada 1758-1769 oleh Raja Mataram (Jogja), Sultan Hamengkubuwono I sebagai bentuk penghormatan kepada istri-istri sultan.
Kemudian, saya pun melangkahkan kaki menapaki beberapa anak tangga yang terdapat di Gapura Panggung. Dari sini, saya bisa menyaksikan keindahan Istana Air dari atas. Layer-layer gapura nan artistik berjejer hingga paling belakang. Ukiran ornamen pada setiap dindingnya pun begitu detail. Selanjutnya, saya melewati halaman yang cukup lapang dengan deretan pot bunga raksasa dan empat buah bangunan serupa yang disebut Gedhong Sekawan.
Setelah itu, gemericik air pun langsung menyambut. Airnya begitu jernih dengan tembok-tembok kokoh berwarna krem mengelilinginya. Area inilah yang dinamakan Umbul Pasiraman, taman pemandian Sultan beserta keluarganya di komplek Taman Sari. Cuaca panas seakan tidak terasa saat melihat jernihnya air di kolam yang menyejukkan mata. Rasanya enak jika berendam disini. Namun hal itu tidak diperbolehkan karena Istana Air Taman Sari merupakan bangunan cagar budaya.
Taman pemandian ini terbagi menjadi tiga kolam yang semuanya dihiasi air mancur berbentuk jamur. Di sekelilingnya hiasan berupa pot-pot bunga besar menambah cantik tempat ini. Kolam pertama disebut Umbul Muncar yang dibatasi jalan mirip dermaga dengan kolam kedua di selatannya, Blumbang Kuras. Di selatan Blumbang Kuras terdapat bangunan dengan menara di tengahnya yang konon digunakan Sultan untuk melihat istri dan putrinya yang sedang mandi. Kolam ketiga disebut Umbul Binangun yang berada di selatan menara. Kolam pemandian ini khusus digunakan Sultan dan Permaisurinya saja.
Setelah menikmati segarnya kolam-kolam, saya melanjutkan ke area terakhir yaitu Gedhong Gapura Hageng. Gapura berukuran besar dengan detail ornamen bunga dan sayap burung ini memiliki halaman cukup lapang. Dahulu disinilah pintu masuk serta tempat kedatangan Sultan dan keluarganya dengan menaiki kereta kencana. Inilah spot terakhir sebelum meninggalkan Istana Air untuk kembali berkeliling ke tempat-tempat wisata unik lain di sekitarnya.