Tenggarong, Kutai Kartanegara, menyimpan banyak potensi wisata. Satu diantaranya adalah wisata kuliner yang siap memanjakan lidah Anda. Salah satunya adalah udang galah yang hidup di Sungai Mahakam. Ini menjadi makanan favorit dan rasanya kurang afdol jika belum mencicipinya saat berada di kota ini. Ya, udang galah (Macrobanchium rosenbergi) hidup bebas di sungai Mahakam menjadi incaran para nelayan karena harganya yang cukup mahal. Bisa jadi jika sudah di restoran harga satu ekornya bisa mencapai Rp. 50.000. Sayangnya, akhir-akhir ini udang galah sudah mulai terancam kehidupannya di Sungai Mahakam dan semakin sulit di dapat. Dan berita baiknya udang jenis ini sudah bisa dibudidayakan oleh warga setempat sehingga dapat meningkatkan produksi serta pelestariannya. Salah satu ciri udang galah adalah memiliki lengan capit yang panjang, ukuran badan yang besar dan berwarna biru kehijauan.
Seperti saat siang itu rasa penasaran akan kelezatan udang ini membawa kami menghampiri salah satu rumah makan yang berada tepat di depan Museum Mulawarman. Setelah memesan satu porsi udang galah goreng dan mencari tempat duduk yang berada tepat dipinggir sungai tak lama kemudian pesanan kamipun datang. Saya sendiri cukup surprise saat pertama kali melihat ukuran udang ini saat dihidangkan. Wah, besar sekali! Satu porsi hanya berisi lima ekor dengan ukuran per ekornya rata-rata sekepalan tangan orang dewasa. Jadi makan satu sampai dua ekor saja rasanya sudah lebih dari cukup. Warna dan aroma udang goreng ini sangat menggoda selera. Dan tanpa menunggu waktu lama, satu ekor besar sudah berpindah piring siap untuk dinikmati. Karena digoreng garing, kulit udang ini mudah dikupas dan terasa renyah. Daging udang yang cukup lembut terasa sangat nikmat disantap dengan sambal terasi yang dicampur dengan potongan buah mangga. Suapan pertama begitu menggoda hingga mengundang suapan-suapan berikutnya sampai akhirnya tak ada lagi baik udang maupun sambal serta nasi yang tersisa. Hmm benar-benar nikmat.