Benar juga, jalan-jalan ke Sulawesi Utara, rasanya tidak lengkap kalau belum mengunjungi Tomohon. Apalagi buat para petualang kuliner, dijamin bakal menemukan banyak makanan unik di sini. Salah satunya adalah Paniki.
Ya, Paniki bisa saja terasa asing di telinga kita, tapi buat masyarakat Sulawesi Utara khususnya Tomohon Paniki begitu akrab. Paniki (kelelawar) menjadi salah satu makanan khas orang Tomohon. Kelelawar? Ya, tapi jangan dikira kelelawar biasa yang kecil-kecil berkeliaran disekitaran rumah. Bukan! Boleh dibilang ukurannya cukup besar dan berkeliaran di hutan. Biasanya orang Jawa menyebutnya dengan nama “Kalong”.
Rasa penasaran akan nikmatnya Paniki membawa saya turut dalam perjalanan dari kota Manado menuju Tomohon. Perjalanan yang menyenangkan tentunya, jalan berkelok-kelok dengan pepohonan rindang di sepanjang pinggir jalan menjadi pemandangan menyegarkan. Saya jadi ingat dengan jalan menuju kawasan Puncak-Bogor. Disepanjang jalan banyak terdapat rumah makan, tapi ada satu yang cukup legendaris yaitu Tinoor Jaya. Di restoran ini saya bisa menemukan makanan khas Paniki. Saya pesan Paniki dimasak woku dan tidak begitu lama masakanpun dihidangkan. Daging dengan kulit kehitaman terendam dalam kuah kuning menggugah selera. Kulit kehitaman ini karena sebelum dipotong dan dimasak, kelelawar atau Paniki ini dibakar dulu untuk menghilangkan bulu-bulunya. Benar saja, tekstur dagingnya tidak begitu liat terasa gurih ditambah rasa pedas kuah woku begitu nikmat mendarat di mulut. Ada yang menarik buat saya saat mencoba makan bagian sayapnya. Lembaran sayap Paniki ini saat dikunyah seperti menimbulkan bunyi “kres” terasa renyah. Di Rumah Makan Tinoor Jaya ini juga tersedia menu lain diantaranya tikus ekor putih, babi hutan, RW dan ular. Dan semua makanan ini bisa dimakan dengan nasi putih biasa atau nasi bungkus daun yang biasa di Jawa disebut lontong.
Nah, buat Anda yang merasa memiliki lidah petualang, kuliner khas Tomohon ini menarik untuk dicoba…
(Teks & Foto Ristiyono)