Siapa yang suka makan sate? Sebagai penikmat sate, Sate Klatak Pak Pong adalah wajib dicicipi saat bertandang ke Yogyakarta. Tak hanya cita rasanya yang nikmat, penggunaan jeruji sepeda sebagai tusuknya memberi keunikan tersendiri.

Sate adalah salah satu kuliner Indonesia yang sangat familiar, tidak hanya di dalam negeri, bahkan hingga mancanegara. Saat mengunjungi Kota Gudeg, saya pun menyambangi tempat wajib bagi para pecinta sate, yaitu Rumah Makan Sate Klatak Pak Pong. Cita rasa dan penyajiannya sangat unik. Dari luar, kepulan asap khas bakaran sate pun sudah tercium dan rasanya seperti memanggil-manggil untuk masuk.

Sate Klatak Pak Pong berada di Jalan Stadion Sultan Agung (Jalan Imogiri Timur Km 7, Wonokromo), Bantul, Yogyakarta. Jadi kalau Anda berwisata ke Bantul, jangan hanya mengunjungi wisata alamnya seperti Kebun Buah Mangunan, Jurang Tembelan, ataupun Hutan Pinus dengan sensasi di atas awannya. Mampirlah ke Sate Klatak Pak Pong dan nikmati keunikannya.

Walaupun sudah sangat populer, rumah makan Sate Klatak Pak Pong tetap tampil sederhana. Kepopulerannya menjadikan tempat ini selalu dipenuhi antrian setiap harinya. Mereka berasal dari berbagai kalangan, baik itu yang dating rombongan, keluarga, maupun perorangan. Rumah Makan Sate Klatak Pak Pong ini buka mulai dari jam 10.00 hingga 24.00.

JERUJI SEPEDA

Menu utama sekaligus yang paling diminati di Rumah Makan Sate Klatak Pak Pong adalah sate daging kambing. Tidak seperti sate pada umumnya yang menggunakan tusuk bambu atau lidi. Sate klatak di sini menggunakan jeruji sepeda sebagai tusuknya. Dan tusuk jeruji sepeda inilah yang membuat Sate Klatak Pak Pong menjadi salah satu kuliner paling unik di Yogyakarta.  

Penggunaan jeruji sepeda ini dilakukan bukan semata untuk membuat sensasi unik. Ada alas an kuat dibaliknya. Tusuk berbahan besi ini ternyata mudah menghantarkan panas sehingga kematangan daging akan lebih merata serta bumbunya akan mudah meresap hingga bagian paling dalam. Selain itu, tusuk jeruji sepeda ini juga lebih panjang dibanding tusuk sate umumnya sehingga daging kambingnya pun ukurannya lebih besar.

Sambil menanti sate yang dipesan matang, saya pun berkeliling melihat-lihat proses pembuatan satenya. Mulai dari pemotongan daging, menusuk, hingga membakar. Saat dibakar, daging kambing yang telah menempel pada tusuk jeruji sepeda tampak menggugah selera. Rasanya sudah tak sabar ingin melahapnya.

BUMBU SEDERHANA

Tidak hanya tusuknya, Sate Klatak Pak Pong juga istimewa dalam hal bumbu. Ternyata bumbu yang digunakan sederhana, hanya merica dan garam sebagai bumbu utamanya. Tapi soal rasa, Anda perlu coba sendiri bagaimana nikmatnya sate ini. Walaupun bumbunya terkesan minimalis, namun sate olahan prias asli Imogiri ini tetap lezat dan nikmat di lidah. Cita rasanya khas dan benar-benar meresap hingga ke seluruh daging.

Cita rasa kuat Sate Klatak Pak Pong ini kemudian disajikan dengan bumbu gulai. Berbeda dengan bumbu sate pada umumnya yang menggunakan bumbu kacang ataupun sambal kecap. Bumbu gulai ini memberikan tambahan rasa berbeda dalam menikmati sate.

DAGING JUMBO

Saat disajikan, saya merasa aneh karena hanya dua tusuk sate dan nasi putih. Sedikit sekali rasanya dibandingkan sate kambing atau ayam yang biasanya dalam satu porsi berjumlah 10 tusuk. Dan sekali lagi, inilah sensasi unik lainnya yang ditawarkan. Walaupun hanya dua tusuk, namun dapat membuat perut kenyang. Potongan daging kambingnya jumbo, mungkin setara dengan 10 tusuk sate ukuran normal. Selain sate, menu kambing lainnya yang tersedia di sini antara lain gulai tengkleng, kicik, tongseng, dan nasi goreng. Semuanya memiliki cita rasa khas yang bikin nagih.