RujakSoto

Dari namanya, makanan ini cukup “nyleneh”. Sebenarnya makanan ini rujak atau soto ya?

Inilah pertanyaan pertama yang muncul dalam kepala saya saat mendengar makanan yang bernama rujak soto. Saya tahu yang namanya rujak pun juga halnya soto yang menjadi salah satu makanan favorit saya. Tapi kalau rujak soto baru pertama kali ini saya dengar. Rasa penasaran membawa saya harus menyempatkan diri menyambangi salah satu warung rujak soto disela-sela kesibukan meliput event akbar Banyuwangi Tour de Ijen bulan lalu. Rujak soto memang kondang dan menjadi makanan khas Banyuwangi. Jadi bagi para penjelajah kuliner menjadi wajib untuk mencicipi menu satu ini.

“Mas rujaknya mau pake daging sapi, babat atau daging ayam?” tanya sang penjual saat saya mencoba pesan seporsi rujak soto. Saya pun memilih daging sapi. Tak perlu lama menunggu akhirnya makanan khas ini terhidang di meja. Secara presentasi memang sangat sederhana. Semangkuk rujak soto dengan kuah dominan warna coklat gelap serta beberapa potong daging sapi diatasnya di tambah kerupuk udang. Ternyata rujak soto ini merupakan paduan dari rujak petis dan soto daging. Karena penasaran saya pun melongok bagaimana membuatnya. Ternyata tidak jauh beda dengan membuat rujak cingur. Bumbu utama seperti gula merah, kacang goreng, garam, cabe rawit, dan tentu saja bumbu petis, semua diulek menjadi satu. Kemudian lontong, timun, tahu, tempe, kangkung dan tauge disiapkan di dalam mangkok dan disiram bumbu rujak tadi. Selanjutnya, campuran rujak yang dalam mangkuk tadi diguyur kuah soto dengan potongan daging yang cukup banyak sebagai pelengkapnya.

Rasanya? Wah, unik dan tentu saja nikmat. Rasa khas rujak petis yang cukup “nendang” bercampur halus dengan kuah soto yang panas segar menjadi paduan yang sempurna sebagai pemuas selera. Pantas saja makanan ini menjadi menu favorit bagi warga Banyuwangi. Bagaimana dengan Anda, siap mencicipi?