
Klenteng Hok Lay Kiong yang didirikan pada abad ke-18 merupakan tempat ibadah pemeluk agama Khonghucu dan penganut ajaran Tao yang dibawa Lao Tze. Seturut zaman dan usianya yang menua, klenteng di Jalan Kenari No 1 Desa Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Jawa Barat, itu pun mengalami banyak perubahan. Namun, pintu masuk utama masih dipertahankan dengan warna cat sesuai aslinya.
Terdapat pula hiasan yang menggambarkan perjalanan Hian Thian Siang Te saat mulai bertapa hingga mempelajari dan mendalami ajaran Tao. Di antara atribut lainnya yang masih asli juga meja untuk menyimpan peralatan peribadatan. Pada bagian depan klenteng, terdapat dua tungku berbentuk menyerupai pagoda sebagai tempat pembakaran Fu.
Sebagai Dewa Utama, Dewa Hok Lay Kiong dipakai untuk nama klenteng. Arca Dewa Hok Lay Kiong ditempatkan pada altar utama di tengah. Sedangkan empat arca Dewa Pendamping dan tujuh Dewa Pengawal berada di sisi kanan dan kirinya.

Selain penempatan Patung Dewa Hok Lay Kiong di altar utama, terdapat pula lima altar lain di ruang bagian tengah dan belakang, serta sarana peribadatan penganut Tao atau dewa-dewa lain yang diyakini masyarakat China. Maka, Klenteng Hok Lay Kiong pada dasarnya merupakan rumah ibadah bagi penganut ajaran Tao dan pemeluk Khonghucu.
Klenteng Hok Lay Kiong masih rutin menggelar ritual menyambut Tahun Baru China (Imlek) berupa pencucian arca dewa-dewa serta benda-benda pusaka. Selanjutnya arca dewa-dewa dan benda-benda pusaka itu diarak keliling Kota Bekasi bersama pawai barongsai serta berbagai atraksi kesenian lainnya.

Ritual lain yang juga masih rutin dilakukan adalah Tabur Sial. Ritual itu dilakukan di Sungai Bekasi yang berjarak sekitar 500 meter dari klenteng. Ritual tersebut dilakukan dengan melarung kertas bertulis nama serta mantra harapan hidup yang lebih baik dan melepas kura-kura.
Selain itu, masih Pukul Bedug yang dilakukan pada awal bulan, bulan purnama, serta di akhir bulan.
Tertua di Bekasi
Didirikan sekitar 300 tahun silam, Klenteng Hok Lay Kiong disebut-sebut sebagai klenteng tertua di Bekasi. Meski usianya terbilang tua, kondisi klenteng masih terawat bagus.

Hok Lay Kiong berarti ‘’Istana yang Mendatangkan Rezeki’’, sehingga tempat ibadah ini dipercaya bakal mendatangkan rezeki bagi yang datang untuk memuja para dewa. Di klenteng ini bisa didapati Arca Dewi Kwan Im serta beberapa arca lain yang ditata sesuai jenisnya.

Terdapat pula beberapa altar. Pada masing-masing altar pengunjung bisa memohon sesuai keinginan dan harapannya. Misalnya, pengunjung yang ingin mendapatkan jodoh bisa memanjatkannya di altar Kwan In Posat. Setelah itu ia akan mengambil sebuah angka. Angka itu menyatakan waktu jodoh didapatkan. Masih banyak altar lain. Sebutlah di Altar Dewa Hwan Thian Siang Tee, tempat pengunjung bisa memanjatkan semua permohonan. Meskipun sebagai tempat ibadah penganut ajaran Tao, Klenteng Hok Lay Kiong terbuka untuk umum, tidak terkecuali saat persembahyangan dan perayaan berlangsung. Siapa pun boleh masuk klenteng dan melihat-lihat isinya, asalkan tetap menjaga etika dan kesopanan agar tidak mengganggu kekhusyukan para pemuja di klenteng itu.